09 Agustus 2010

ANGIN


Aku menyukai seorang gadis bernama DAUN. Karena dia sangat bergantung pada POHON, jadi aku harus menjadi ANGIN yang kuat. ANGIN akan meniup DAUN terbang jauh.
            Pertama kalinya, aku melihat seseorang memperhatikan kami. Ketika itu, dia selalu duduk disana sendirian atau dengan teman-temannya memperhatikan POHON. Ketika POHON berbicara dengan gadis-gadis, ada cemburu di matanya. Memperhatikannya menjadi kebiasaanku, seperti DAUN yang suka memperhatikan POHON. Satu hari saja tak kulihat dia, aku merasa sangat kehilangan.
            Di sudut ruangan itu, kulihat POHON sedang memperhatikan DAUN. Air mata mengalir  di mata DAUN ketika POHON pergi. Enaknya, kulihat DAUN di tempatnya yang biasa sedang memperhatikan POHON. Aku melangkah dan tersenyum padanya. Kuambil secarik kertas, kutulis dan kuberikan padanya. Dia sangat kaget. Dia melihat ke arahku, tersenyum dan menerima kertas dariku.
            Esoknya, dia datang, menghampiriku dan memberikan kembali kertas itu. Hati DAUN sangat kuat dan ANGIN tidak bisa meniupnya pergi. Hal itu karena DAUN tidak mau meninggalkan POHON. Aku melihat kearahnya, kuhampiri dengan kata-kata itu. Sangat pelan. Dia mulai membuka dirinya dan menerima kehadiranku dan teleponku.
            Aku tahu orang yang dia cintai bukan aku. Tapi aku akan berusaha agar suatu hari dia menyukaiku. Selama 4 bulan, aku telah mengucapkan kata CINTA tidak kurang dari 20 kali kepadanya.
            Hampir tiap kali dia mengalihkan pembicaraan, tapi aku tidak menyerah. Keputusanku bulat. Aku ingin memilikinya dan berharap dia akan setuju menjadi pacarku. Aku bertanya,”apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak pernah membalas? Mengapa kau selalu membisu?”
            Dia berkata, ”Aku menengadahkan kepalaku...”
            ”Ah?”, aku tidak percaya dengan apa yang ku dengar. ”Aku menengadahkan kepalaku..” dia berteriak. Kuletakkan telepon, melompat, berlari seribu langkah ke rumahnya. Dia membuka pintu bagiku.
           
            ”DAUN terbang karena tiupan ANGIN atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar