24 Agustus 2011

Say Welcome to My University Life!

Selamat datang di dunia baruku : dunia perkuliahan. Dunia yang dimasuki anak-anak SMA setelah berhasil lulus dalam Ujian Nasional beberapa waktu lalu. 

Pada masa akhir-akhir SMA, rasa takut, cemas, bingung, letih, lesu, malas, dll mulai merayap. Apalagi kalau sudah mendekati hari H Ujian Nasional. Banyak yang datang ke ruang ujian dengan kantung mata menghitam dan wajah kusut, ciri khas anak SMA : begadang untuk belajar. Ada beberapa yang sedih karena merasa Ujian Nasional begitu mengerikan, dengan metode baru dari pemerintah : 5 tipe soal ujian! Ada pula yang merasa senang, karena Unas menjadi simbol perpisahan dari masa SMA. Setelah Unas berlalu, maka masa-masa kesusahan dan kegelisahan akan berlalu, terbebas dari segala macam tugas dan ulangan, dan terlebih lagi terbebas dari semua guru yang menyebalkan. 

Dan ketika pengumuman kelulusan terpampang di depan mata, semua imajinasi tentang kebebasan dari jenjang SMA semakin nyata. Tak perlu lagi ke sekolah, tak perlu lagi belajar sampai malam atau bahkan tidak tidur, dan tidak perlu duduk di bangku sekolah untuk mendengarkan guru bicara sampai mulut berbusa-busa. Berbagai macam keputusan juga diambil oleh anak-anak SMA ini. Kerja atau kuliah?

Dan, keputusan yang kuambil : KULIAH. Kuliah identik dengan universitas, jurusan/prodi, ospek, dosen, dan teman-teman baru. Sepintas, terlihat tak jauh berbeda dengan masa sekolah. Dalam dunia perkuliahan, kita masih belajar, masih banyak tugas dan tentu tanggung jawabnya yang jauh lebih besar dari sebelumnya. 

Inilah duniaku sekarang. 

Banyak yang kutakutkan sebenarnya untuk mulai masuk ke dunia baruku. Pertama, takut salah ambil jurusan. Kedua, takut tidak bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan baru. Ketiga, takut sama yang namanya OSPEK.

Case#1 : Takut salah ambil jurusan
Ini merupakan salah satu ketakutan yang wajar(menurutku), apalagi bagi kita yang masih belum paham benar dengan jurusan yang dipilih dan minat kita masing-masing. Salah ambil jurusan, jika sampai terjadi dan terlanjur berkelanjutan, akan berakibat fatal bagi masa depan. Tidak boleh main-main dengan kasus yg satu ini. Rugi duit, rugi waktu-kalau ini sampai terjadi. Untungnya, aku sudah mendapat informasi yang cukup untuk bisa meyakinkanku masuk pada jurusan yang kupilih saat ini.

Case#2 : Takut "kuper" di lingkungan baru
Kasus ini mungkin juga cukup populer di kalangan kita saat ini. Lingkungan baru memaksa kita untuk beradaptasi dengannya secepat mungkin. Mulai dari lingkungan kampus, sistem pengajaran dan sistem penilaian yang berbeda dengan SMA. Kaget dan stress bisa melanda setiap saat. Takut tak punya teman di kampus, apalagi yang sengaja datang jauh-jauh dari 'sana', tak punya kenalan atau kerabat. Mau tak mau mereka juga bekerja keras untuk akrab dengan teman yang lain. Beruntung, di kampusku, orang-orangnya sangat baik dan ramah. Mulai dari staff sampai dosen. Mereka berusaha mengakrabkan kami dengan kehidupan universitas. Prodiku, prodi Sistem Informasi, terkenal kompak dan gokil abis. Kakak-kakak angkatan atas selalu membanggakan prodi SI sebagai prodi terkompak sepanjang sejarah kampus. Dan ternyata, kekompakan itu menular kepada para mahasiswa baru. Maka, tak ada lagi kata 'kuper' di kampusku.

Case #3 : Takut OSPEK
Di saat universitas lain tengah menggelar OSPEK, yang katanya bertujuan untuk mengenalkan Maba pada lingkungan baru, universitasku (Univ. Ma Chung) melakukan OSPEK yang berbeda. Tidak ada acara datang subuh ke kampus kemudian dilanjutkan dengan acara perploncoan sampai malam. Semua kegiatan yang dilakukan semua bertujuan untuk mengenalkan Univ. Ma Chung yang ramah dan nyaman untuk belajar. Bahkan untuk mencapai tujuan itu, dibentuk pula kelompok-kelompok kecil yang disebut kelompok Mentoring, dipandu 1 dosen dan 2 kakak tingkat. Jadi, tak ada alasan lagi untuk takut sama yang namanya OSPEK.



Sekarang, aku semakin yakin untuk menapakkan kaki di dunia perkuliahan.
Dan aku menyambut dunia baruku, "WELCOME, MY UNIVERSITY LIFE!
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar